
I. PENDAHULUAN
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kami Badan Pengurus, karunia dalam hal waktu, kesempatan, kemampuan, fikiran dan tenaga, sehingga dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diamanahkan pada masa kepengurusan periode 2016 – 2021, pada tahun pertama ini.
Sesuai dengan amanah AD-ART APHI, bahwa Badan Pengurus wajib memberikan laporan kegiatan dan keuangan setiap tahun sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Laporan Pertanggungjawaban yang nantinya akan disampaikan diakhir kepengurusan, setelah 5 (lima tahun).
Setelah terbentuknya Badan Pengurus yang baru untuk Periode 2016 – 2021, pada tanggal 16 February 2016, Ketua Umum terpilih langsung membentuk Badan Pengurus dan melakukan konsolidasi organisasi serta membuat dan mempetakan segala program guna kemajuan Profesi, yang akan dituangkan dalam Laporan Kegitan ini.
Kami mohon maaf atas keterlambatan pelaksanaan PRANAS (Pertemuan Anggota Nasional), yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2016, sesuai dengan tanggal jatuh tempo berakhirnya kepengurusan periode yang lama. Hal ini dikarenakan kesibukan kedinasan yang tidak bisa dihindari, semoga hal ini tidak terjadi lagi dimasa datang.
Laporan Kegiatan ini sangat penting dilakukan setiap tahun, bukan hanya dibuat satu kali disaat akhir kepengurusan, tapi dilakukan secara periodic setiap tahun, dengan tujuan agar Badan Pengurus dapat memberi kesempatan kepada seluruh anggota melihat apa yang telah dikerjakan, yang direncanakan dan akan dilaksanakan kedepan, sehingga diharapkan seluruh anggota dapat memberikan masukan guna perbaikan ditahun berikutnya.
APHI adalah sebuah organisasi profesi, sangat khas dan specific. Dibentuk dengan dasar pemikiran format organisasi yang kecil, namun efektif, agar mampu berfungsi, bergerak dan mampu melaksanakan segala misi kegiatan organisasi untuk mencapai visi akhir organisasi. Format dan struktur tidak dibentuk dengan hal-hal yang muluk-muluk, namun dibentuk dengan cara “straight forward” , melalui bentuk dan format yang praktis, ringkas, jelas, tegas dan lugas. Namun tetap memberikan ciri khas nya, bahwa organisasi ini adalah sebuah organisasi profesi, bukan Labour Union, tetapi sebuah Organisasi Profesi Pilot Helikopter Indonesia.
Pembentukan format dan struktur kepengurusan ini juga disadari dan didasari oleh kendala kegiatan dan jenis penugasan profesi yang sangat problematic. Jenis penugasan yang sangat mobile, tidak menetap, bertugas di daerah-daerah terpencil, remote dan minim komunikasi dan fasilitas, bahkan seringnya terjadi perubahan atau revised schedule, menjadi kendala tersendiri, yang mengakibatkan kendala bagi Badan Pengurus untuk melakukan Rapat-Rapat Pengurus. Walau demikian, seluruh Badan Pengurus tetap Commit dan consistent dengan tugas dan amanah yang telah diberikan.
Dengan ratio penugasan 2:1 , effective days yang tersisa dan available yang bisa digunakan untuk berorganisasi hanyalah 10 (sepuluh) hari dalam sebulannya.
Walaupun dengan kondisi tight schedule, Badan Pengurus APHI dengan integrity dan dedikasi yang tinggi, tetap menyempatkan diri untuk bisa berbuat menyumbangkan tenaga dan fikirannya untuk profesi.
Semoga melalui Laporan Tahunan Kegiatan dan Keuangan ini, para anggota APHI dapat mengetahui apa yang telah dilakukan dan akan dikerjakan kedepan demi kemajuan Profesi Pilot Helikopter Indonesia.
II. Kegiatan Organisasi Secara Umum
Para Professional Pilot Helikopter yang tergabung dan diwakili oleh Asosiasi Profesinya merupakan bagian terintegral dan tak terpisahkan dengan industry aviasi. Dimana Industri Aviasi terdiri dari unsur-unsur manufacture, operator, professional, user dan regulator. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada atau hilang, maka industry aviasi tidak akan pernah terbentuk.
Kelima unsur tersebut harus aktif berperan dan berkontribusi, secara berimbang dan proportional. Untuk menciptakan industry aviasi yang sehat, para Professional melalui Asosiasinya sebagai bagian dari Industry Aviasi dan Penerbangan Nasional, haruslah dilibatkan dan melibatkan diri secara aktif dan contibutive.
Saat ini APHI baru berusia 6 (enam) tahun. Namun sesungguhnya kegiatan berorganisasi Profesi ini sudah dimulai oleh para Pilot Senior Helikopter, sudah sejak lama. Yaitu pada tahun 1980an, sejak diawalinya organisasi Profesi Pilot melalui API (Asosiasi Pilot Indonesia) , kemudian berubah menjadi Persepsi (Persatuan Penerbang Sipil Indonesia), kemudian berubah lagi menjadi Federasi Pilot Indonesia.
Beberapa program sudah pernah diperjuangkan oleh para senior yang lebih dulu aktif di organisasi profesi ini, diantaranya adalah memperjuangkan hal-hal yang berhubungan dengan regulasi. Seperti maximum flight duty time per day yang telah dilakukan pada tahun 1990an, bersama-sama dengan Asosiasi-Asosiasi lainnya yang tergabung dalam Federasi Pilot Indonesia, saat pembahasan Draft CASR part 135. Yaitu melakukan usulan revisi maximum flight time dari yang semula 9 (Sembilan) jam per 24 consecutive hour, diusulkan untuk dikurangi menjadi 7 (tujuh) jam untuk dual Pilot, 6 (enam) jam untuk single Pilot dan 5 (lima) jam untuk external load operation. Usulan itu diterima, dan tetap berlaku serta masih digunakan hingga saat ini.
Program lainnya adalah saat pembuatan Standard Competency for Aeroplane Pilot dan Standard Competency for Helicopter Pilot pada tahun 2003. Standard Competency Pilot ini sengaja dibuat dengan tujuan, diharapkan agar dimasa datang Pilot Indonesia memiliki standard acuan pelatihan yang sama, yaitu sebuah Standard Competency Nasional.
Tentang keanggotaan afiliasi APHI, sesuai yang diamanatkan oleh Pemerintah melalui SKM (Surat Keputusan Menteri) Perhubungan No. 12/1998 tentang Federasi Pilot Indonesia, menyatakan bahwa satu-satunya Organisasi Pilot yang diakui sebagai mitra Pemerintah adalah Federasi Pilot Indonesia.
Untuk melaksanakan amanat tersebut, APHI setelah terbentuk tanggal 31 January 2011, langsung bergabung dibawah Federasi Pilot Indonesia. Jadi sesungguhnya perjalanan panjang berorganisasi sudah dimulai sejak lama, yang diawali oleh para senior dan founding fathers Pilot Helikopter Indonesia, dan diharapkan akan terus berkelanjutan dan berkesinambungan agar diteruskan oleh generasi-generasi berikutnya.
Kepengurusan Periode 2016-2021, pada Tahun Pertama ini, seperti yang diuraikan didepan bahwa Format dan struktur dibentuk dengan cara “straight forward”, melalui bentuk dan format yang praktis, jelas, tegas, ringkas dan lugas. Namun tetap memberikan ciri khas nya, bahwa organisasi ini adalah sebuah organisasi profesi. Yaitu sebuah Organisasi Profesi Pilot Helikopter Indonesia.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka Susunan Badan Pengurus APHI periode 2016 – 2021, adalah :
KETUA UMUM : Capt. Imanuddin Yunus, SH.
WAKIL KETUA : Capt. Sugiyono.
SEKRETARIS : Capt. Wewen Nurwendi
KETUA BIDANG UMUM : Capt. Achmad Zaini.
WAKIL KETUA BID. UMUM : Capt. Bambang Setiawan.
KETUA BIDANG PROFESSIONALISME : Capt. Mohammad Nasir
KETUA BIDANG HUMAS : Capt. Tubagus Budi Setyadarma.
WAKIL KETUA BID HUMAS : Capt Dili Muhammad Yudi.
BENDAHARA : Capt. Muhammad Taufik
Inilah format kepengurusan yang saat ini dianggap ideal bagi sebuah organisasi Profesi, kecil namun efektif, untuk mengatasi kendala kedinasan.
Untuk mengatasi kendala SDM dan penugasan schedule, pelaksanaan kegiatan kesekretariatan dilaksanakan secara back to back, bergantian, tidak harus kaku dan terikat dengan jobdecs masing-masing bidang.
Demikian pula dalam hal pelaksanaan Rapat Badan Pengurus. Kehadiran lengkap seluruh anggota Badan Pengurus dalam suatu rapat adalah sesuatu hal yang hampir mustahil dilakukan. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi hal ini adalah dengan memaksimalkan komunikasi, baik melalui telephone maupun surat elektronik, namun tetap dapat dipertanggung jawabkan, traceable dan accountable.
Program dan kegiatan organisasi lainnya adalah usaha-usaha agar berlangsungnya proses regenerasi dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa kendala. Diharapkan agar stagnance atau terhentinya proses regenerasi selama kurun waktu 1988 – 2011 tidak akan terjadi lagi. Karena seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 1, Tahun 2009 tentang Penerbangan,
Pasal 381 
ayat (1) yang menyatakan bahwa Pemerintah bertanggung jawab terhadap penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang penerbangan.
Proses regenerasi Pilot Helikopter kembali dilakukan oleh STPI mulai tahun 2011, setelah melalui perjuangan saran dan masukan yang tiada henti, serta selalu disampaikan oleh APHI kepada Pemerintah, baik melalui forum-forum resmi maupun tidak resmi.
- Kegiatan Bidang-Bidang.Kegiatan Bidang Umum
Kegiatan Bidang Umum diketuai oleh Capt Achmad Zaini, yang dibantu oleh Capt. Bambang Setiawan sebagai Wakil Ketua Bidang. Namun dalam kegiatan sehari-hari demi kelangsungan berjalannya organisasi, kegiatan tidak terikat kepada masing-masing Ketua. Jika salah satu Badan Pengurus sedang berhalangan, bisa digantikan oleh Ketua Bidang lainnya, melalui pendelagasian resmi dari Ketua Bidang kepada orang yang menggantikannya. Solusi ini cukup efektif sebagai solusi kendala kehadiran.
Selain kegiatan Bidang – Bidang yang telah dipaparkan diatas, kegiatan Bidang Umum juga melakukan advocacy atau pendampingan bantuan hukum terhadap rekan–rekan anggota yang sedang terkendala dengan masalah ketenagakerjaan. Bantuan advocacy ini tidak hanya untuk para Pilot Helikopter anggota Asosiasi saja, tetapi juga rekan-rekan dari Load Masters.
Permasalahan yang terjadi umumnya adalah masalah kepegawaian, kontrak dan asuransi. Apa yang dilakukan Asosiasi terhadap para anggota yang bermasalah adalah sesuai dengan amanat yang tercantum di AD-ART, yang menyatakan bahwa Asosiasi sebagai wadah bagi anggotanya memberikan payung perlindungan hukum terhadap profesi dan professionalnya.
Kegiatan lainnya yang perlu dilaporkan adalah :
- Bidang Umum Organisasi juga tetap melakukan konsolidasi keanggotaan, khususnya para teman-teman yang baru melakukan konversi licence dari militer ke civil. Asosiasi merasa berterima kasih dengan datangnya rekan-rekan seprofesi yang baru melakukan konversi licence ke civil. Hasil update pemegang licence Helikopter yang aktif di operasi penerbangan sipil adalah kurang lebih berjumlah 315 (tiga ratus lima belas) yang telah dilakukan kalkulasi update.
- Memberi masukan kepada Direktorat Navigasi Penerbangan, melalui Bapak Muhammad hasan, tentang masukan kordinat-kordinat Helipad di seluruh Indonesia, baik onshore maupun off shore, sebagai materi Revisi AIP Volume 5.
- Memberikan masukan kepada SKKMIGAS atas kendala yang terjadi sekarang, dengan agak tersendatnya penyaluran dan penempatan para Copilot baru, dikegiatan transportasi penunjang eksplorasi dan eksploitasi oil and gas. Hal ini masih terus diperjuangkan oleh APHI dan materi usulan telah disampaikan ke SKKMIGAS dalam tulisan “Materi Usulan Revisi PTK 050/SKKMIGAS”, yang telah disampaikan pada tanggal 6 May 2014.
APHI sebagai wadah professional sangat mengerti dan memahami kepentingan user/customer sebagai pengguna jasa yang menerapkan standard tinggi dengan menerapkan standard minimum hours requirement bagi para Copilot yang terlibat di penerbangan penunjang transportasi Oil and Gas, namun juga diharapkan jangan sampai hal tersebut menjadi kendala bagi kepentingan Nasional dan terhambatnya kelangsungan proses regenerasi ketersediaan Human Resources Pilot Helikopter sebagai asset Nasional.
Dalam Materi Usulan yang telah disampaikan oleh APHI adalah hanya mengusulkan penambahan kolom baru, yaitu kolom Ab Initio Pilot pada “Table Flight Time Experience and Pilot Qualification – Rotary Wing”, yang sebelumnya tidak ada. Sehingga jika penambahan kolom Ab Initio ini disetujui, penempatan/utilisasi Pilot baru di kegiatan pendukung transportasi kegiatan Oil and Gas tidak lagi bertentangan dengan PTK 050/SKKMIGAS.
Semoga usulan tersebut dapat diterima sehingga penempatan Copilot baru sebagai penerus generasi Pilot Helikopter Indonesia dapat berjalan dengan lancar.
- Menghadiri “Aviation Medicine Update On Helicopter Safety Transportation Symposium” di Bogor. Yang diselenggarakan pada hari Minggu, tgl 10 Januari 2016, bertempat di Savero Golden Flower Hotel Bogor. Pada acara ini, Badan Pengurus APHI diberi kehormatan untuk terlibat sebagai pembicara, yaitu : Capt. Imanuddin Yunus, Capt Alex mamesah, Capt Sugiyono dan Capt Muhammad Taufik.
Meresponse undangan symposium ini sangat penting guna menjalin kerjasama dengan pihak external serta memberikan masukan-masukan, terlebih symposium ini bertema tentang Helikopter yang merupakan main job Pilot Helikopter yang dilakukan sehari-hari.
Selain itu adalah memberikan masukan terhadap Penerbangan Medevac yang sifatnya mercy flight atau kemanusian, dan ini mendapat tanggapan yang sangat positif dari Panitia dan peserta symposium. Diharapkan acara ini akan dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan.
- Badan Pengurus APHI diundang sebagai speaker/pembicara pada acara IATEC (Indonesian Aviation Training and Education Conference), di Mercure Hotel, Jakarta, pada tanggal 25 – 26 May 2016. Pada kesempatan itu Ketua Umum APHI menyampaikan speech/pidato dan presentasi dengan tema (yang diberikan oleh panitia), “The Training Method for Helicopter Pilot in The Future”.
Materi presentasi dan pidato yang disampaikan pada conference itu, intinya adalah bahwa nature penerbangan Air Charter Helikopter sangat berbeda dengan nature penerbangan Airline. Sehingga sebelum kita menentukan method of trainingnya, wajib diketahui basic nature dari operasi penerbangannya. Dari sini diharapkan kedepannya didalam menerapkan method of tariningnya tidak men-generalisir dengan method jenis penerbangan lain.
Sulitnya terbang Helikopter adalah karena penerbangan yang dilakukan di Helikopter, daily basis nya adalah VFR (Visual Flight Rules), amat sangat jarang terbang dengan log IFR. Namun jika ada permintaan atau mengharuskan terbang IFR atau Night IFR, as an ATPL (with Instrument Rating) holder, you must be able to maintain your competency of flying IFR or Night IFR. Sebagai pemegang Licence ATP (dengan rating Instrument), seorang Pilot Helikopter harus mampu menjaga dan mempertahankan competency untuk mampu terbang IFR atau Night IFR, walaupun dalam kegiatan sehari-hari sangat jarang dan tidak terbiasa terbang malam IFR. Artinya sebagai Commercial Pilot, harus mampu terbang anytime, whether it is Night or Day, log as VFR or IFR.
- Hadir di Workshop SKKMIGAS di Bandung.
Dalam Workshop tersebut, BP APHI memberikan masukan dan saran tentang kondisi dilapangan, tentang navigasi, prosedur dan regulasi, dimana para anggota APHI adalah sebagai Professional Pilot yang menerbangkan pesawat Helikopter sebagai bagian yang tak terpisahkan sebagai penunjang transportasi udara kegiatan Oil and gas. Pada saat itu juga APHI mengingatkan kembali tentang “Materi Usulan Revisi PTK 050/SKKMIGAS”, yang telah disampaikan beberapa waktu yang lalu. Dijawab oleh pihak SKKMIGAS bahwa materi tersebut sudah masuk dalam tahap pembahasan. APHI memberikan apresiasi yang tinggi atas tanggapan dan usaha-usaha tersebut.
- Selain kegiatan-kegiatan official yang sudah disampaikan diatas, APHI diberikan kehormatan oleh Prof. Dr. Martono, untuk dapat memberikan “Kata Sambutan/Acknowledgement” Pada Buku “Aviation Laws and Regulations Applicable in Indonesia” by Prof Dr Martono SH, LLM, McSc, CLA.
Berikut adalah Acknowledgement yang digunakan sebagai salah satu Kata Sambutan dalam buku tersebut :
I would like to express my gratitude and highly appreciation to Prof Dr Martono, SH,LLM,McSc,CLA for the completion of this book. This book is largely covering many law and regulatory aspects of aviation in Indonesia. For a country consist of 17,000 islands such as Indonesia, this is the book that the country needed.
There is a stage where the world comes together to promote aviation, discuss ideas, exchange information, experiences and establish international standards. This stage is the International Civil Aviation Organization (ICAO). Hundreds of current member states signed treaties acknowledging their commitment to abiding by the standards and practices established by ICAO.
It’s been realized that the ICAO accommodates the state differences of compliances as long as being informed and acknowledged, and I believe the purpose of this book is to explore the relationship between the fulfillment of compliance by individual member states and the safety of the commercial aviation industry around the globe. I think this is one of the reasons why this book is created.
I hope this book will inspire and stimulate many people, those who are interested in aviation, practitioners, whether those who directly involved in aviation, government, aviators, all domestic airlines, airport operator owned by state enterprise, airport authorities, aviation lawyers, airport managements, aviation professionals association such as Indonesian National Air Carriers Association (INACA), International Air Transport Association (IATA), Indonesian Pilots Federation (FPI), Indonesian Helicopter Pilot Association (APHI) and International Federation Airlines Pilot Association (IFALPA). And finally it will create awareness and consciousness of fully implementation all regulations.
CHAIRMAN OF
INDONESIAN HELICOPTER PILOT ASSOCIATION
CAPT. IMANUDDIN YUNUS, SH.
- Kegiatan Bidang Hubungan Masyarakat (Humas)
Dalam sebuah organisasi, keberadaan Bidang Humas sangat dibutuhkan. Terlebih pada organisasi Profesi APHI yang merupakan sebuah organisasi Profesi yang sangat specific. Sangat perlu diinformasikan dan disosialisasikan kepada pemerintah, masyakat, kalangan praktisi maupun profesi lain, komunitas dan industry aviasi, tentang keberadaan dan kegiatan komunitas professional Pilot Helikopter.
Untuk itulah bidang Humas, yang diketuai oleh Capt. Tubagus Budi Setyadharma, dengan Wakil Capt. Dili Muhammad Yudi, keberadaannya sangat dibutuhkan.
Yang dilakukan Bidang Humas saat ini adalah meningkatkan intensitas komunikasi, baik kepada anggota, maupun masyarakat umum, yang anthusias tentang dunia kedirgantaraan, khususnya Helikopter. Secara terus menerus dan berkesinambungan menjelaskan keseluruh anggota dan semua pihak, bahwa APHI adalah organisasi Profesi, bukan sebuah Labour Union. Mensosialisasikan bahwa organisasi ini adalah untuk membangun profesi. Hal ini selalu diutarakan baik saat situasi formil maupun non formil.
Konsolidasi internal, baik konsolidasi organisasi maupun terhadap anggota, selalu dilaksanakan secara berkesinambungan, guna meningkatkan kesadaran akan sense of unity (kesadaran akan kesatuan) maupun sense of professional community (kesadaran akan komunitas satu profesi). Usaha-usaha ini sudah dirasakan hasilnya, hal ini terlihat dengan meningkatnya keterlibatan anggota dalam banyak kegiatan-kegiatan organisasi.
Pada saat bulan Ramadhan yang lalu, Bidang Humas melakukan “BukBer” (Buka Bersama), selain melakukan silaturrachmi dengan anggota, juga mengundang rekan-rekan dari MTC (Merpati Training Centre), sekaligus melakukan penandatangan MOU, kerjasama didalam pelatihan dan recurrency.
Kegiatan konsolidasi dan sosialisasi ini tidak hanya dilaksanakan saat pertemuan-pertemuan, namun juga melalui media electronic, social media, dan melakukan komunikasi lintas organisasi-organisasi sejenis.
Bentuk kegiatan Humas lainnya adalah dengan menghadiri Undangan sebagai Speaker/Pembicara pada Work Shop Sekolah Tinggi Management Transportasi, Universitas Trisakti.
Undangan ini sangat perlu untuk diresponse dalam rangka mensosialisasikan kepada generasi muda untuk meningkatkan minat terhadap dunia aviasi, khususnya dunia penerbangan Helicopter.
Selain dari APHI, juga hadir Bapak Muzzafar dar Perhubungan Udara dan Prof. Dr Martono, dari ahli hukum penerbangan sebagai pembicara.
Dalam kurun waktu Tahun Pertama Periode kengurusan APHI, selain kegiatan-kegiatan yang bersifat formil, APHI melalui Bidang Umumnya tidak lupa menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para Senior melui acara “Malam Apresiasi”.
Malam Apresiasi kepada para Pilot Senior yang telah memasuki masa purna bakti, telah dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2016, di Rolling Stone Café, tanggal 3 Agustus 2016 di Nancy Café, dan yang terakhir adalah pada tanggal 31 January 2017, di J Zone Café, sekaligus Perayaan Hari Jadi APHI, yaitu Anniversary APHI yang ke-VI.
Kegiatan apresiasi ini dijadikan sebagai budaya dan tradisi komunitas Pilot Helikopter Indonesia untuk menghargai para Seniornya yang telah melimpahkan knowledge, skill dan experiencenya kepada para juniornya. Karena peran serta Senior dalam peningkatan Skill para pilot junior sangat penting, aplikasi dan implementasi theory yang ada di text book, tidak semudah apa yang didapatkan saat di class room.
Kegiatan lainnya adalah, Badan Pengurus APHI juga turut berperan serta pada kegiatan INDO DEFENCE EXHIBITION featuring INDO HELICOPTER, pada tanggal 24 – 27 November 2016, di Jakarta International Expo, Kemayoran.
Hal ini cukup mendapat respon yang positif dari masyarakat maupun corporates, pelaku industry aviasi Helikopter.
Kegiatan Exhibition ini merupakan kegiatan yang pertama diikuti oleh APHI, sebagai organisasi profesi. Melalui event ini, dirasakan sangat efektif sebagai media untuk men-sosialisasikan dan meng-informasikan hal-hal yang berhubungan dengan dunia Helicopter. Keterlibatan di Exhibition ini merupakan indicator dan bukti nyata adanya apresiasi yang tinggi dari pihak penyelenggara terhadap profesi Pilot Helikopter melalui APHI, dengan memberikan kesempatan, fasilitas dan beberapa privelleges untuk terlibat didalam kegiatan annual Event ini.
Kegiatan lain yang selalu dilakukan oleh BP APHI melalui Bidang Humas adalah penyampaian sense of solidarity kepada sesama profesi, terhadap rekan-rekan yang mengalami musibah saat menjalankan tugasnya, baik rekan civil maupun militer, sebagai bagian dari solidarity, BP APHI tidak lupa selalu menyampaikan bela sungkawa dalam bentuk mengirimkan bunga duka sebagai ungkapan turun berbela sungkawa.
- Bidang Professionalisme.
Bidang ini merupakan Bidang yang memberi warna dan merupakan ciri dan bukti yang menunjukkan bahwa APHI adalah sebuah organisasi yang sangat specific sebagai organisasi Profesi. Bidang ini diketuai oleh Capt. Mohammad Nasir, dan dibantu oleh Capt Yudi Muhammad Dili sebagai Wakil Ketua Bidang.
Beberapa kegiatan lain yang Bidang Professionalisme APHI adalah :
- Menghadiri Forum ATC – Pilot. Tentang penggunaan PBN (Permance Base Navigation). Dilkasanakan oleh Air Nav Indonesia. Senin, tgl 4 April 2016. Di Jl Juanda . Tangerang.
- Menghadiri rapat dengan BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Perhubungan Udara. Pada hari Selasa , 5 April 2016.
Dalam rapat tersebut dibahas prediksi kebutuhan Pilot masa datang, baik fixed wing maupun rotary wing. Dalam rapat tersebut BP APHI memberikan masukan bahwa acuan dan parameter kebutuhan Pilot di penerbangan berjadwal sangat berbeda jika dibandingkan dengan di Air Charter, terlebih dilingkungan kerja Air Charter Helicopter. Acuan prediksi atau trend kebutuhan Pilot dimasa datang, tidak bisa hanya menggunakan productive flight hours, seperti yang biasa dilakukan pada penerbangan berjadwal/scheduled airlines.
Dalam dunia Air Charter Helicopter, sangat sering terjadi perbandingan antara Duty Time dan Flight time tidak proporsional dan sangat tidak berimbang. Sangat sering terjadi untuk kurun waktu tertentu Flight Time Nil, namun Duty Time nya sangat tinggi. Hal ini yang sudah disampaikan oleh BP APHI dalam rapat tersebut.
Jadi kesimpulan dan saran yang disampaikan adalah untuk menentukan kebutuhan Pilot masa datang, khususnya di Air Charter Helicopter adalah agar perhitungan kebutuhan Pilot masa datang, tidak hanya tergantung atau mengacu kepada Flight time saja, tapi juga mengacu kepada Duty Time.
Pada kesempatan itu juga APHI menyampaikan banyaknya temuan dilapangan tentang perbedaan interpretasi tentang definisi tentang “Rest”, yang terdapat dalam CASR part 135. Hal ini jika tidak diluruskan akan berdampak kepada inconsistency atau berbedanya jumlah kebutuhan Pilot yang dibutuhkan dalam sebuah operasi penerbangan.
- Memberi masukan kepada Direktorat Navigasi Penerbangan, melalui Bapak Muhammad Hasan, tentang masukan kordinat-kordinat Helipad dan Helideck di seluruh Indonesia, baik onshore maupun off shore.
- Menghadiri Workshop “Mountainous Flying” di Sorong. “Operation–PBN dan Mountainous Flying” berlangsung pada tanggal 19-21 September 2016. Yang dilaksanakan atas kerjasa antara CASA Australi dengan DKUPPU Perhubungan Udara.
Dalam acara Workshop tersebut BP APHI memberikan masukan, bahwa penerbangan Helikopter sangat specific, tidak bisa digeneralisir dengan nature penerbangan lainnya. Seorang Pilot Helikopter tidak bisa hanya dilihat dari jumlah Grand Total jam terbangnya saja, tapi harus juga dilihat experience jenis operasi penerbangannya.
Dalam penerbangan Helikopter, terdiri dari beberapa jenis penerbangan, yang masing-masing tidak bisa diabaikan dan di-generalisir. Jenis-jenis operasi penerbangan itu, diantaranya adalah penerbangan offshore, onshore, mountainous, high altitude mountainous, IFR nigh flight, night deck landing, external load, hoist dan masih ada beberapa jenis penerbangan helicopter lainnya, yang masing-masing memerlukan keahlian dan pelatihan tersendiri. Untuk itu keberadaan Personal Pilot Log Book sangat penting. Hal ini sesuai dengan yang tercantum di CASR subpart 61.51.
Kondisi ini harus disadari dan diketahui oleh Perusahaan. Sehingga jika sebuah kegiatan penerbangan membutuhkan skill keahlian khusus, Perusahaan harus bertanggung jawab untuk membekali SDM nya (Pilot, tekhnisi dan supporting personalnya) dengan knowledge, skill dan experience yang dibutuhkan oleh jenis operasi penerbangan tersebut. Hal ini sudah diamanatkan dan tertuang dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003.
Satu hal lagi yang harus diketahui adalah, statistic membuktikan bahwa pada setiap kecelakaan/accident, majority tidak disebabkan oleh single cause atau penyebab tunggal. Umumnya accident terjadi akibat proses mata rantai panjang yang saling berhubungan.
Banyak contributing factors lainnya yang menjadi penyebab sebuah kecelakaan. BP APHI juga mengingatkan apa yang tercantum di Annex 13 dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009, tentang Penerbangan, bahwa hasil temuan investiagasi, tidak bisa digunakan untuk blaming atau menyalahkan institusi, organisasi, atau individu/orang. Tapi semata-mata hanya digunakan untuk improvement/perbaikan safety dimasa datang.
- Melakukan kerjasama dengan MTC (Merpati Training Centre) didalam pelaksanaan pelatihan Sumber Daya Manusia, tenaga Pilot Helicopter, maupun SDM pendukung operasional Helikopter, seperti HLO (Helicopter Landing Officer) dan Load Master. Hal ini sesuai dengan amanat yang tercantum di AD – ART organisasi, bahwa untuk mencapai Visi organisasi yang telah digariskan perlu dilaksanakan misi–misi strategic, seperti dalam bentuk pelatihan–pelatihan. Bahwa selama ini didalam pelatihan–pelatihan , khususnya kegiatan recurrent, dilakukan oleh pihak-pihak yang hanya memiliki keahlian general aviasi, namun tidak memiliki back ground dan experience khusus dibidang penerbangan Helikopter.
- Menghadiri Forum ATC – Pilot. Dilakasanakan oleh Air Nav Indonesia. Pada hari Senin, tgl 4 April 2016. Di Kantor Pusat Air Nav Indonesia di Jl. Juanda . Tangerang. Dalam forum tersebut dibahas tentang penggunaan PBN (Performance Base Naviation) yang merupakan technologi baru dibidang penerbangan, terlebih untuk penerbangan Helikopter. Dalam hal ini sangat penting untuk mensosialisasikan technology baru tersebut. Pihak panitia sangat berterima kasih dengan hadirnya APHI untuk membantu proses penyebaran informasi dan sosialisasi.
Semua hasil pertemuan-pertemuan seminar dan workshop yang dihadiri dan diikuti oleh Badan Pengurus sudah dibagikan dan di share ke seluruh anggota melalui email. Namun ada beberapa hasil, resume dan notulen yang hingga saat ini belum diterima oleh Badan Pengurus, sehingga belum bisa diteruskan kepada anggota.
IV. P E N U T U P
Pada kesempatan ini ijinkan kami mengucapkan terima kasih kepada para senior dan Badan Kode Etik, yang selalu membimbing dan mengingatkan kami, Badan Pengurus, untuk terus tetap konsisten membangun Organisasi Profesi ini, tetap berkontribusi guna peningkatan dan kemajuan Profesi Pilot Helikopter Indonesia, tetap commit dan konsisten dijalur organisasi profesi.
Dalam melaksanakan kegiatan organisasi profesi ini, masih banyak kendala dan hal-hal lainnya yang butuh langkah-langkah perbaikan. Diantara kendala yang dihadapi adalah kendala keuangan. Diharapkan para anggota lebih memperhatikan masalah kewajiban iuran anggota. Keberadaan dan kekuatan financial sangat dibutuhkan guna kelangsungan berjalannya kegiatan dan program organisasi.
Kendala lainnya, adalah kendala availability waktu, seperti yang sudah disampaikan didepan, dengan ratio penugasan 2:1 (dua berbanding satu), effective days yang tersisa dan available yang bisa digunakan untuk berorganisasi hanyalah, maximum, 10 (sepuluh) hari dalam sebulannya.
Pada kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh Badan Pengurus, Capt. Sugiyono, Capt. Muhammad Taufik, Capt. Achmad Zaini, Capt. Muhammad Nasir, Capt. Wewen Nurwendi, Capt. Dili Muhammad Yudi dan Capt. Bambang Setiawan, atas kerja keras dan kerjasamanya untuk dapat memberikan hasil kerja terbaik demi kepentingan dan kemajuan Profesi Helikopter Indonesia.
Ditahun-tahun mendatang BP APHI masih akan melanjutkan beberapa program yang masih belum bisa terlaksana di tahun 2016, semoga pelaksanaan kegiatan dan rencana-rencana organisasi dapat dilaksanakan lebih baik lagi.
Demikianlah laporan kegiatan ini kami sampaikan. Selaku Badan Pengurus, Periode 2016-2021, Tahun Pertama, kami mohon maaf jika terdapat kekurangan dalam menjalankan tugas kegiatan organisasi ini, dan kami selalu open minded, terbuka terhadap segala masukan, saran dan kritik yang bersifat constructive dan educative, demi kemajuan Profesi Pilot Helikopter Indonesia.
Jakarta, 16 February 2017.
Salam Helikopter,
TTD
Capt. Imanuddin Yunus, SH.
KETUA UMUM
Lampiran :
- Daftar Iuran Anggota
- Laporan Keuangan Tahun 2016
- Foto-foto kegiatan